Kota Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi kembali melakukan Penertiban lanjutan Bangunan Liar (Bangli) Pedagang Kaki Lima (PKL). Kali ini di RT 17 RW 17 Kelurahan Pejuang Kecamatan Medan Satria.
Hal ini dianggap tidak memberikan solusi terbaik bagi pedagang kecil. Bagaimana tidak, tempat puluhan PKL yang berjualan untuk mencari nafkah akhirnya dipagar oleh Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) dengan maksud tak boleh berjualan kembali.
Maksum Al Farizi selaku pendamping pedagang mengatakan, penggusuran dan pematokan bambu Bangli PKL yang dilakukan Disperindag tersebut tidak sesuai tupoksi, karena baginya, pedagang yang digusur tidak masuk zona pasar.
"Apa alasan Disperindag membongkar Bangli, kan ini tidak termasuk dalam zona pasar," ungkap Mandor Baya sapaan akrabnya kepada awak media, Kamis (20/07/23).
Mandor Baya yang juga Ketua LSM Trinusa Kota Bekasi menjelaskan, sampai detik ini para PKL masih bingung untuk melanjutkan mata pencahariannya dimana. Karena saat audiensi kemarin Disperindag memberikan solusi dipindahkan ke pasar Famili Baru.
"Memang saat audiensi, para pedagang ditawarkan pindah ke Pasar Famili Baru, namun ketika ditanya soal harga kios, pedagang langsung mengurungkan diri karena harganya capai puluhan hingga ratusan juta, ini ada apa," ujarnya.
Oleh karena itu, dirinya meminta kepada Kepala Disperindag Kota Bekasi untuk transparan, berapa sih sebenarnya harga kios pasar Famili yang sekarang dikelola PT Aditama.
Apakah ada Mark up harga, karena baginya tidak ada keadilan bagi para pedagang ini. Masa mau berjualan modalnya harus ada puluhan hingga ratusan juta untuk beli kios Pasar Famili Baru.
Ia juga menyampaikan, Jumlah kios dan Los di pasar famili baru mencapai 529 unit. Tapi yang terisi baru 320 unit.
Kemudian, pedagang yang di tertibkan hasil audensi jumlah 25. Kini pedagang kerepotan dengan tempatnya berjualan. Katanya los dan kios penuh semua. Alias sudah milik orang.
"Ini Los yang kosong dimana. Sedangkan harga Los yang ditawarkan oleh Disperindag kepada PKL yang di gusur. Harganya dari 40 juta hingga 200 juta," keluhnya.